SEJARAH RESERVASI
Pada praktiknya, penyampaian produk dan terjadinya
proses penjualan diperusahaan penerbangan dilakukan melalui sistem pemesanan
dan penyediaan seat ( reservation).
Reservation secara umum dapat diartikan sebagai
penyediaan seat, yang meliputi keseluruhan proses kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan inventori, pendistribusian produk, dan pencatatan
keseluruhan transaksi pemesanan tempat untuk pencapaian revenue yang optimal.
Jadi pengertian reservasi meliputi seluruh kegiatan
perusahaan penerbangan di dalam :
Ø Mengelola persediaan tempat duduknya
(booking limits seat inventory )
Ø Mendistribusikan
ke seluruhan jaringan penjualannya
Ø Pencatatan hasil transaksi pemesanan
tempat
Sejarah Reservasi
Sejarah perkembangan sistem reservasi dalam industry
penerbangan telah mengalami beberapa tahapan. Pada mulanya seluruh proses dan
kegiatan reservasi dilakukan secara manual. Komunikasi antar penerbangan
umumnya dilakukan melalui sarana telpon, sementara transaksi reservasinya dicatat
secara manual dalam sebuah kartu daftar pemesanan ( Card Files).
Dalam perkembangannya, sistem manual tidak dapat
dipertahankan lagi karena tidak efisien, serta memerlukan penanganan dan tempat
penyimpanan data kegiatan transaksi yang semakin kompleks. Olah karena itu,
sejak tahun 1950-an hampir seluruh
perusahaan penerbangan teknologi reservasinya menuju era komputerisasi.
Perusahaan penerbangan yang tidak mampu mengembangkan teknologi reservasinya
untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan dalam kegiatan reservasinya biasanya
menyewa (hosted) atau membeli dari operator yang telah memiliki teknologi
reservasi untuk multi host.
Pengembangan teknologi baru dalam penanganan sistem
reservasi telah membawa perubahan yang sangat mendasar kepada perusahaan
penerbangan. Terutama berkaitan dengan upaya perusahaan penerbangan dalam
mendistribusikan produknya yang tadinya hanya melalui jaringan/kantor
penjualannya sendiri berkembang ke travel agent maupun interline secara online.
Hal ini disebabkan karena salah satu karakteritik
produk perusahaan penerbangan yang bersifat perisable / mudah rusak. Maka,
proses pendistribusian produk menjadi salah satu factor yang sangat penting.
Pada awal
dekade (era 1950-an) pengembangan sistem reservasi dari manual kearah
komputerisasi ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Data-data
transaksi pemesanan dan persediaan tempat masih terpisah.
2. Adanya
keterbatasan dalam jumlah dan kapasitas transaksi reservasi yang dapat
ditangani
3. Masih
tingginya biaya komunikasi
Pada perkembangan selanjutnya era 1970-an telah ditemukan suatu sistem computer generasi baru
yang ditandai dengan adanya pengembangan yang meliputi hal-hal yang meliputi
hal-hal antara lain :
1. Peningkatan
kemampuan dan kapasitas penyimpanan (file) data-data transaksi.
2. Diperkenalkannya
SITA ( Societe Internationale de Telecommunications Aeronautiques) data network
untuk sistem komunikasi.
3. Biaya
komunikasi relative lebih rendah.
4. Diperkenalkannya
pilihan system host yang dapat digunakan secara bersama- sama oleh perusahaan
yang relative kecil melalui partisi-partisi yang berbeda.
5. Mulai diperkenalkannya
sistem otomisasi kepada travel agent dengan pemberian fasilitas untuk dapat
akses langsung dengan sistem reservasi perusahaan penerbangan melalui
pemangsangan CRS di lokasi travel agent.
Tahap pengembangan selanjutnya terjadi tahun 1980-an bertepatan dengan
diperkenalkannya penemuaan sistem yang menunjang sistem reservasi yang telah
ada meliputi :
1.
Sistem fare,
untuk perhitungan fare.
2.
Automated
Ticketing, untuk proses pengeluaran (issue) tiket.
3.
Departure
control system (DCS) untuk check-in, weight & balance.
4. Sistem pengelolaan inventori dan sistem distribusi yang semakin kompleks
dengan diperkenalkannya Sub Classes Concept,yaitu pembagian kelas menjadi
sub-sub bagian, misal dari Y Class menjadi Y,H,K,L,M Class dimana semua kelas
tersebut termasuk dalam kategori kelas yang sama yaitu Y Class (Economy class).
5.
Pengembangan otomisasi pada travel
agent sehingga munculnya berbagai bentuk jaringan distribusi yang dikenal
dengan GDS ( Global Distribution System )atau Mega CRS yang bertindak sebagai
multi supplier system.
Era 2000-an dimulai
dengan diperkenalkannya open system, yaitu sistem yang mempunyai platform open
yang memungkinkan user dapat mengunakannya lebih mudah karena berbasis window.
Dari sisi ticketing mulai diperkenalkan electronic ticketing (ET) serta ticket
less system (tanpa ticket) untuk mengantikan pengunaan manual ticket maupun automated
ticket yang dipergunakan sebelumnya dengan cost yang lebih rendah.
Untuk pembayaran ticket dapat dilakukan melalui
berbagai fasilitas electronic channel dari perbankan misalnya ATM, internet
banking, Call banking, SMS banking maupun online payment melalui situs airlines
web untuk fasilitas pembayaran dengan kartu kredit secara real time yang
terhubung langsung dengan sistem reservation perusahaan penerbangan
- Selamat Belajar -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar